Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 07:06:25【Kabar Kuliner】176 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(2121)
Artikel Terkait
- Mendagri: Inflasi YoY Oktober masih aman di angka 2,86 persen
- Dampak Luapan Banjir antara Stasiun Alastua
- BGN perkuat kapasitas penjamah pangan tingkatkan kualitas MBG
- Kereta Api di Daop 7 ikut terdampak akibat banjir di Semarang
- Potret pembuat gelato Italia yang mengejar impian di Shanghai
- Anggota Komisi XIII DPR RI dorong penguatan pengawasan industri AMDK
- Pemerataan gizi masyarakat, 4 SPPG dibangun di wilayah terpencil Babel
- Sekolah asrama dorong pemerataan pendidikan di dataran tinggi China
- Ini kata SPPG Meruya Selatan terkait asal menu beracun pada MBG
- Pemuda berperan tingkatkan kesehatan bangsa melalui terapi sel punca
Resep Populer
Rekomendasi

Warga Taiwan Berbondong

Berikut 6 tanaman herbal untuk jaga daya tahan tubuh

Dinkes Kota Malang: Penerbitan SLHS memperhatikan sejumlah indikator

KAI pastikan pengembalian tiket 100 persen imbas banjir di Semarang

Tokopedia dan TikTok Shop komitmen dorong pertumbuhan ekonomi digital

Realisasi investasi triwulan III di Sumut capai Rp42,36 triliun

SPPG MBG Preneur hadir di Malang, dukung sistem pasokan pangan lokal

BGN ingatkan SOP pengolahan bahan baku MBG untuk cegah keracunan